Thursday, January 26, 2017

Terjebak Rayuan Mucikari

Terjebak Rayuan Mucikari
Terjebak Rayuan Mucikari

Terjebak Rayuan Mucikari


Kisah nyataku ini sekitar setahun yg lalu saat aku ditugaskan oleh kantor untuk membantu kantor cabang tempatku berkerja di kota Solo bersama temanku. Aku dan temanku (Brams) kemudian berencana membeli tiket pesawat untuk keberangkatan Kamis pagi.

Usai mengemasi barang-barangku aku langsung tidur. keesokan harinya pukul 7 pagi aku dan bram di antar ke bandara, setelah mengurus tiket aku masuk pesawat dan bertolak menuju solo 2 jam. Setiba di bandara Solo aku sudah di jemput orang suruan kantorku dan di antar ke kantor untuk melihat-lihat, aku sudah di sediakan mes tdk jauh dari kantor itu. Satu kamar untuk berdua aku dan temanku Bram.

Setelah melihat-lihat kantor itu dan berkenalan dengan teman-teman aku di beritahu ruangan kerjaku dan Bram. Setelah selesai semua itu aku di antar pak Moel menuju mes tempatku menginap selama satu minggu kedepan. Pagi ini aku belum di suruh untuk berkerja dan fasilitas yg aku dapatkan cukup mebuat aku dan Bram betah. Pasalnya di sini disediakan sepeda motor untuk main-main, rencananya malam nanti mau berkeliling kota solo yg indah ini.

Akupun tidur siang sedangkan Bram entah kemana katanya mau keluar main cari perlengkapan gitu, aku tak begitu memperdulikanya. Lumayan lama juga tidur siangku dan tak terasa waktu sudah menunjukan pukul lima sore saat nya aku mandi dan makan sore. Dan ternyata si Bram sudah berada di ruang TV menyuruhku untuk makan

Aku pun tidur siang tapi si Bram entah kemana katanya sih tadi mau main membeli perlengkapan gitu, aku tak begitu mempedulikannya. Ternyata cukup lama juga tidurku dan tak terasa dah pukul 5 sore saatnya aku mandi dan makan sore. Ternyata Bram sudah diruang Tv menyuruhku untuk makan.

“Makan dulu Sob tuh dimeja” disuruhnya aku makan denganya
“Ok Bram Makasih ya”

Lalu aku dan Bram makan bersama sambil bercerita yg ternyata siang tadi Bram main ke ke kawasan lokalisasi, memang Bram ini orangnya suka banget jajan wanita soalnya Bram di Jakarta terkenal Play Boy pemain wanita.

Bahkan Bram sering boking abg-abg bispak yg fotonya ditunjukin ke aku, cantik sich, tapi gimana lagi Meqinya udah milik umum, dan aku paling nggak suka yg namanya jajan seperti Bram itu. Mendingan main sama pacarku lebih puas dan sehat, rencananya malam ini nanti dia akan chek in dia pun menggajakku untuk menemaninya. Aku yg setuju saja karena aku sudah terbiasa dengan bram waktu di Jakarta. Jam 10 malam aku berangkat menuju tempat di mana Bram janjian dengan cewek bokingan tersebut, tempatnya sangat ramai banyak cewek-cewek nakal pada berkeliaran.

Melihat ramainya situasi aku pun berhenti di salah satu kedai jamu dan kopi untuk sekedar duduk-dukuk saja dan temanku Bram menelpon cewek itu, tak lama kemudian cewek itu datang dan ikut gabung bersama kita. Cewek itu cantik berbadan tinggi dan berdada montok itulah sedikit gambaran cewek yg di boking Bram dia buka harga 300 ribu menurut Bram sih hargnya sepadan dengan cantik wajahnya, kami pun bincang-bincang Desy namnya dia berkenalan denganku, malah dia ngajakin untuk threesome tapi aku menolaknya aku nggak suka main/ jajan sama cewek sembarangan.

Dengan tiba-tiba ada seorang wanita STW datang ke tempat itu, dia ikut gabung bersama kami dan mengetahui Desy ada disitu dia kemudian malah berbincang-bincang.

Wanita STW itu duduk disebelahku dan mulai aktif mengajaku ngobrol namanya Lina, bodi nya agak chubby dan aroma nya yg harum menggugah seleraku.

“Edan Loe Des dah dapet 2 brondong aja” sahut wanita STW itu
“Nggak kok Mi Dessy cuma bisa nangkep 1 aja”
“Buruan sana di puasain, hihihihi, emang yg mana yg berhasil kamu jerat”

“Mau ngamar sama Desy ya … ???” Tante Lina mengajakku ngobrol
“Enggak sih Tan, aku cuma nganterin temen kok”
“kamu bukan orang sini ya..? gaya ngomongmu cakep dech”
“Iya Tan aku dari jakarta”
“Owhh jauh-jauh datang kesini, pasti di sana pereknya cantik-cantik yah ???
“Emm aku nggak begitu tau ya tante, soalnya aku baru pertama kalinya main-main di tempat beginian”

Tiba-tiba si Bram dan cewek bokingan itu pergi, mungkin karena sudah tak tahan menahan hasratnya dan Bram pun berpesan agar nanti aku nggak usah menjemputnya karena dia aka diantar Dessy kembali ke mes. Tinggalah aku sendiri diwarung itu dengan Tante Lina.

Aku dan tante Lina pun semakin akrab ngobol sana-sini dan sejatinya tante Lina adalah seorang mucikari/germo. Waaahhh bisa berabe nich urusanya, ketika aku mengetahuinya sebenrnya aku ingin cepat-cepat meninggalkan tempat itu tapi dia terus menahanku memegang tanganku erat-erat. Dia malah mentraktirku makan dan minum, sambil ngobrol lebih intens, malahan tante Lina mengajakku ngamar. Aku jadi binung sendiri mau jawab apa kalau kutolak dia pasti akan marah. Tanganya dari tadi mengelus batang penisku dari luar celanaku hingga batang penisku mengeras, tau kalau batang penisku sudah mengeras dia malah semakin liar.

“Tante kalau misal malam ini kita ngamar aku haru bayar berapa?” gara-gara elusan tangan tante batang penisku ngaceng berat.
“Buat kamu gratis, malam ini aku butuh kepuasan, kamu menggoda birahiku, bibir kamu sexy gimana mau nggak…???”
“Emmm boleh sih tapi dimana Tante … ??? Hotel ???”
“Dirumahku saja” -cerita hot-

Tak lama kemudian setelah selesai makan Tante Lina membayarnya dan aku membeli rokok dulu eeee ternyata tante membayar rokokku juga. Tampaknya ni tante sangat mengagumiku deh, setelah dengan semua itu aku mengikuti tante Lina hingga tak berselang lama kami sampai pada sebuah rumah yg besar dan elite, lalu kami memasuki rumah mewah itu dan di persilahkan aku duduk di kursi sofa yg empuk, tampaknya tante Lina sudah tak sabar dan langsung menciumi wajahku. Aku meresponya dengan tanganku ku tempelkan di baju putih miliknya dan dan sekarang tante Lina duduk mengangkang.

Saat itu tante Lina memakai CD berwarna putih dengan paha yg mulus, lama sudah kami saling berciuman kini aku mulai kebawah dan terus ku cium lehernya sehingga membuatnya kehilangan akal sehat. Kini tubuh tante Lina kukendalikan seutuhnya dari leher aku bergeser kebawah menuju Payudara montoknya kemudian tanpa perintah tante Lina membuka baju dan bh nya terlihat lah dua gundukan daging kenyal dan bulat, lalu kuremas lembut dengan penuh perasaan sembari kulumat bibirnya

“eeemmmmmhhhh nikmat sekali ooocchhh” desahnya keluar dari bibir seksinya.

Kuremas kukulum dan kupilin-pilin Payudaranya membuat dia semakin meringis menahan nikmat yg luar biasa.

“Emmmhhh oooocchhhhh Jery… ( namaku Jery ) nikmat sekali..” Payudara dan putingnya sudah mengeras.

Tangan kiri ku pun bergeriliya di sela sela paha mulusnya, kuraba lembut pahanya dan tampak gundukan hangat lembab dari balik celana dalam Putihnya.

Aku membukanya dengan muka menghadap langsung di sela sela paha lalu kutarik celana dalam pembungkus lubang Meqi tersebut. Tampak lendir yg melekat dengan kain celana dalam saat kutarik, membuatnafsuku semakin membara. Kujilati paha bagian dalamnya hingga membuat dia menggelinjang dengan perut terangkat ke atas. Kini ujung lidahku sudah menyentuh bibir Meqi yg sudah basah oleh air kenikmatan sedari tadi rasa asin aroma anyir dan kecut khas seperti aroma Meqi pacarku.

Meqinya tergolong bersih dan terawat yg kini tersaji dihadapanku dan sedang kujilati sekarang ini. Erangan demi erangan kenikmatan terus terdengar di telingaku. Kini kelentitnya mulai jadi sasaran amukan lidahku, cukup lama aku mainkan Meqinya. Meqi tante Lina mulai berkedut dan tampak semakin banjir penuh lendir, dan tiba-tiba terdengar erangan panjang

“Ooooooccchhhhhhh Jeerrr aku mau keluaarrrr ooooocchhhhh seeerrr..serrr…seerrrr” mayoniase hangat mengalir dari dalam lubang Meqinya. Tante Lina hanya berbaring lemah merasakan sisa-sisa kenikmatan yg kuberikan dari dalam Meqi masih saja mengalir. Kesempatan ini tak akan kulewatkan begitu saja, segera kusapu bersih dengan lidahku

“Jery lihay sekali memanjakan wanita oooocchhhh”
“Aaaah biasa aja Tante, btw suami Tante kemana”
“Suamiku kerja di sumatra, makanya aku kesepian, kini giliranmu ya tante bikin ngecrott”

Celanaku pun di pelorotkan dan dia jongkok dengan wajah mengahdap tepat di penisku begitu celana dalamku di tarik kebawah dia terkejut karena di todong batang penisku

“Hmmm besar juga batang penismu Jer” dia kagum melihat batang penisku, lalu dipegang dikocok dan dikulum lembut batang penisku sehingga aku merasakan nikmat yg luar biasa.

Hampir 5 menit dia memainkan batang penisku dan sudah tak tahan maka dia tidur terlentang dan mengangkang dan yag paling aku suka rok nya tak ikut di lepas yg menambah sensasi nafsuku, dengan tenang aku menghampirinya dan tanganya memegang mengarahkan batang penisku ke lubang Meqinya. Hanya dengan tekanan pinggulku masuk semua batang penisku di iringi suara erangan panjang tante Lina.

Batang penisku tertanam amblas ke dalam lubang Meqi basah tante Lina, sambil kuentot kuremas-remas Payudaranya dengan badanya yg chubby membuat tiap sodokan mengeluarkan suara cplakk..cplakkk…cplakkk rasanya batang penisku seperti diurut ketika masuk kedalam lubang Meqinya.

“Ooooccchhh nikmat Jery terus oooocchhhh agak kencang” celotehnya dan sambil kupercepat kocokkanku.

Ku kocok terus lubang Meqinya kulihat batang penisku berlumuran mayonise nya Meqi tante Lina, dia hanya terdiam dengan mata terpejam merasakan sensasi batang penisku hingga akhirnya penisku disembur cairan hangat serrr….serrr…seeerrr, hal itu maka semakin membuatku bergairah, kupercepat lagi gerakanku sampai dia mengejang, cukup lama aku bermain dengan posisi ini kucabut batang penisku dari lubang Meqinya hingga kudapati lubang Meqinya menganga hasil cetakan batang penisku.

Kembali kujilat-jilat Meqinya sebelum masuk ke ronde kedua kumainkan Meqinya dengan lidahku dia hanya bisa pasrah menerima kenikmatan ini sambil tanganya meremas-remas sendiri Payudaranya. Kini dalam posisi nungging kumasukan lagi batang penisku

“Aaaaacchhhhh Jer pelan,, ooooooocchhhhh” Zlleeebbbb amblas sudah batang penisku dalam lubang Meqinya, dalam posisi ini aku sangat menyukainya kedua tanganku memegangi Payudaranya dan dengan watah menghadapku kucumbu bibir tante Lina.

Dia mengejang dan tampaknya ia akan orgasme untuk yg kedua kali kubiarkan dia menyemburkan cairan kenikmatannya dulu serta penisku masih tertancap dilubang Meqinya, setelah dia menggerakan pinggulnya kembali kugoyang lagi pinggulku. Maju mundur kutancapkan batang penisku dengan perlahan sampai akhirnya aku tak sanggup memebendung air kenikmatanku yg semakin berontak.

Kucabut batang penisku dan kukocok dengan tanganku lalu Tante Lina bangkit dan jongkok didepan batang penisku sehingga wajahnya mengahadap penisku. Langsung diraihnya batang penisku dikulum dan creett..creett..creettt aku menembakan air kenikmatanku dimulutnya dan kembali Creettt…creettt…creetttt tembakkan air kenikmatanku membuat mulutnya penuh. Kemudian ditelannya air kenikmatanku dia bangga kepadaku

“Makasih Jery kamu sudah memuaskan Tante, kamu tinggal disini berapa lama?”
“sama sama Tan, aku juga menikmati permainan ini denganmu (kukecup keningnya) 1 minggu aku disini Tante”.
“Bolehkan besok kita ginian lagi” -cerita hot-
“Boleh Tante Lina sayang”

Kini aku memiliki pemuas nafsu dan tak lain mucikari di sini, setelah permainan tadi aku segera kemabali lagi ke lokalisasi bersama tante Lina kita melanjutkan ngobrol dan sampai jam 1 pagi aku pulang ke mes dan ternyata si Bram belum pulang juga. Aku tidur dan akhirnya terbangun di pagi hari dan Bram sudah berada di ruang tamu, kubangunkan dia dan kini hari pertamaku kerja di kantor cabang Solo.

Kini aku memiliki pemuas nafsu dan tak lain mucikari di sini, setelah permainan tadi aku kembali ke lokalisasi bersama Tante Lina kita lanjut ngobrol – ngobrol dan sampai pukul 1 pagi aku pulang ke Mes dan ternyata si Bram belum pulang juga aaah biarin lah, aku tidur dan akhirnya terbangun dipagi hari dan Bram sudah ada diruang tamu kubangunkan dia dan kini kerja pertamaku di Kantor cabang Solo.

Tuesday, January 24, 2017

Nikmatnya di Rumah Sakit

Nikmatnya di Rumah Sakit
Nikmatnya di Rumah Sakit

Nikmatnya di Rumah Sakit


Peristiwa ini terjadi awal April yang lalu pada waktu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sedang mewabah. Nah, waktu itu aku juga terkena penyakit DBD tersebut.

Pagi itu, setelah bangun tidur, aku merasa pusing sekali, suhu tubuh tinggi dan pegal-pegal di sekujur tubuh. Padahal kemarin siangnya, aku masih bisa mengemudikan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa. Keesokan sorenya, karena kondisi tubuhku semakin memburuk, akhirnya aku pergi ke Unit Gawat Darurat (UGD) sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta. Ketika aku periksa darah di laboratorium klinik di rumah sakit tersebut, ternyata hasilnya trombosit-ku turun jauh menjadi hampir separuh trombosit yang normal. Akhirnya karena aku tidak mau menanggung resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah sakit tersebut.

Aku memperoleh kamar di kelas satu. Itu pun satu-satunya kamar yang masih tersedia di rumah sakit tersebut. Kamar-kamar lainnya sudah penuh terisi pasien, yang sebagian besar di antaranya juga menderita DBD sepertiku. Di kamar itu, ada dua tempat tidur, satu milikku dan satunya lagi untuk seorang pasien lagi, tentu saja cowok juga dong. Kalau cewek sih bakal jadi huru-hara tuh! Dari hasil ngobrol-ngobrol aku dengannya, ketahuan bahwa dia sakit gejala tifus.

Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Perasaanku bosan sekali. Padahal aku baru beberapa jam saja di situ. Tapi untung saja, teman sekamarku senang sekali mengobrol. Jadi tidak terasa, tahu-tahu jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di samping mata sudah mengantuk, juga kami berdua ditegur oleh seorang suster dan dinasehati supaya istirahat. Aku dan teman baruku itu tidur.

Saking nyenyaknya aku tidur, aku terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster. Gila! Suster yang satu ini cantik sekali, sekalipun tubuhnya sedikit gempal tapi kencang. Aku tidak percaya kalau yang di depanku itu suster. Aku langsung mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! aku tak bermimpi! aku sempat membaca name tag di dadanya yang sayangnya tidak begitu membusung, namanya Vika (bukan nama sebenarnya).

“Mas, sudah pagi. Sudah waktunya bangun”, kata Suster Vika.
“Ngg..” dengan sedikit rasa segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.
“Sekarang sudah tiba saatnya mandi, Mas”, kata Suster Vika lagi.
“Oh ya. Suster, saya pinjam handuknya deh. Saya mau mandi di kamar mandi.”
“Lho, kan Mas sementara belum boleh bangun dulu dari tempat tidur sama dokter.”
“Jadi?”
“Jadi Mas saya yang mandiin.”
Dimandiin? Wah, asyik juga kayaknya sih. Terakhir aku dimandikan waktu aku masih kecil oleh mamaku.

Setelah menutup tirai putih yang mengelilingi tempat tidurku, Suster Vika menyiapkan dua buah baskom plastik berisi air hangat. Kemudian ada lagi gelas plastik berisi air hangat pula untuk gosok gigi dan sebuah mangkok plastik kecil sebagai tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, suster yang cantik itu memintaku gosok gigi terlebih dahulu. “Oke, sekarang Mas buka kaosnya dan berbaring deh”, kata Suster Vika lagi sambil membantuku melepaskan kaos yang kupakai tanpa mengganggu selang infus yang dihubungkan ke pergelangan tanganku. Lalu aku berbaring di tempat tidur. Suster Vika menggelar selembar handuk di atas pahaku.

Dengan semacam sarung tangan yang terbuat dari bahan handuk, Suster Vika mulai menyabuni tubuhku dengan sabun yang kubawa dari rumah. Ah, terasa suatu perasaan aneh menjalari tubuhku saat tangannya yang lembut tengah menyabuni dadaku. Ketika tangan Suster Vika mulai turun ke perutku, aku merasakan gerakan di selangkanganku. Astaga! Ternyata batang kemaluanku menegang! Aku sudah takut saja kalau-kalau Suster Vika melihat hal ini. Uh, untung saja, tampaknya dia tidak mengetahuinya. Rupanya aku mulai terangsang karena sapuan tangan Suster Vika yang masih menyabuni perutku. Kemudian aku dimintanya berbalik badan, lalu Suster Vika mulai menyabuni punggungku, membuat kemaluanku semakin mengeras. Akhirnya, siksaan (atau kenikmatan) itu pun usai sudah. Suster Vika mengeringkan tubuhku dengan handuk setelah sebelumnya membersihkan sabun yang menyelimuti tubuhku itu dengan air hangat.

“Nah, sekarang coba Mas buka celananya. Saya mau mandiin kaki Mas.”
“Tapi, Suster..” aku mencoba membantahnya.
“Celaka”, pikirku.
Kalau sampai celanaku dibuka terus Suster Vika melihat tegangnya batang kemaluanku, mau ditaruh di mana wajahku ini.
“Nggak apa-apa kok, Mas. Jangan malu-malu. Saya sudah biasa mandiin pasien. Nggak laki-laki, nggak perempuan, semuanya.”

Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar handuk di selangkanganku, aku melepaskan celana pendek dan celana dalamku. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin menonjol di balik handuk tersebut. Kacau, aku melihat perubahan di wajah Suster Vika melihat tonjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Vika kelihatannya sejenak tertegun menyaksikan ketegangan batang kemaluanku yang semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai Suster Vika kembali akan menyabuni tubuhku bagian bawah.

Suster Vika menelusupkan tangannya yang memakai sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yang menutupi selangkanganku. Mula-mula ia menyabuni bagian bawah perutku dan sekeliling kemaluanku. Tiba-tiba tangannya dengan tidak sengaja menyenggol batang kemaluanku yang langsung saja bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Suster Vika memegang kemaluanku cukup kencang. Kulihat senyum penuh arti di wajahnya.

Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Suster Vika mulai menggesek-gesekkan tangannya yang halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mataku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kemaluanku yang memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Suster Vika dengan tangannya.

Akibat nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Vika. Seperti mengetahui apa maksudku, Suster Vika mendekatkan dadanya ke tanganku. Ouh, terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Suster Vika yang lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, kutaksir hanya 32. Tapi memang yang namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetap membangkitkan nafsu birahi siapa saja yang menjamahnya. Sementara itu Suster Vika dengan tubuh yang sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku. Sampai akhirnya aku merasakan sudah hampir mencapai klimaks. Air maniku, kurasakan sudah hampir tersembur keluar dari dalam kemaluanku. Tapi dengan sengaja, Suster Vika menghentikan permainannya. Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yang menjadi tertunda. Namun Suster Vika malah tersenyum manis. Ini sedikit menghilangkan kedongkolanku itu.

Tahu-tahu, ditariknya handuk yang menutupi selangkanganku, membuat batang kemaluanku yang sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun. Tak lama kemudian, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Vika. Mulutnya yang mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kemaluanku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dengan ganasnya, mulut Suster Vika menyedoti kemaluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan suster nan rupawan itu masih menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut.

Belum puas di situ, Suster Vika mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kemaluanku hampir keluar setengahnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian masuk lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Vika membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster Vika yang semakin bertambah ganasnya. Beberapa kali aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Suster Vika berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, apa yang akan dilakukannya.

Aku terkejut ketika melihat Suster Vika sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku. Tetapi seperti sedang menggoda, ia menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam krem yang dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yang tidak begitu besar namun membulat mulut dan kencang, membuatku menelan air liur. Kemudian ia membalikkan tubuhnya menghadapku. Di bawah perutnya yang kencang, tanpa lipatan-lipatan lemak sedikitpun, walaupun tubuhnya agak gempal, kulihat liang kemaluannya yang masih sempit dikelilingi bulu-bulu halus yang cukup lebat dan tampak menyegarkan.

Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Suster Vika naik ke atas tempat tidur dan berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lalu tangannya kembali memegang batang kemaluanku dan membimbingnya ke arah liang kemaluannya. Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai pangkal ke dalam liang kemaluannya. Mula-mula sedikit tersendat-sendat karena begitu sempitnya liang kenikmatan Suster Vika. Tapi seiring dengan cairan bening yang semakin banyak membasahi dinding lubang kemaluan tersebut, batang kemaluanku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.

Tanganku mulai membuka kancing baju Suster Vika. Setelah kutanggalkan bra yang dikenakannya, menyembullah keluar payudaranya yang kecil tapi membulat itu dengan puting susunya yang cukup tinggi dan mengeras. Dengan senangnya, aku meremas-remas payudaranya yang kenyal. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Suster Vika menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar ketika ibu jari dan jari telunjukku memuntir-muntir serta mencubit-cubit puting susunya yang begitu menggiurkan.

Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Vika menaik-turunkan pantatnya yang ramping itu di atas selangkanganku. Batang kemaluanku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang kemaluannya yang berdenyut-denyut dan bertambah basah itu. Batang kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Vika yang terus membiarkan batang kemaluanku dengan tempo yang semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah cepat bertambah nikmatnya gesekan-gesekan yang terjadi. Akhirnya untuk ketiga kalinya aku sudah menuju klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi.

Akan tetapi kali ini, kelihatannya Suster Vika tidak mau membuatku kecewa. Begitu merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepaskan batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya dan pindah ke dalam mulutnya. Klimaksku bertambah cepat datangnya karena kuluman-kuluman mulut sang suster cantik yang begitu buasnya. Dan.. “Crot.. crot.. crot..” beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Suster Vika dan sebagian melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Suster Vika menelan hampir semua cairan kenikmatanku, lalu menjilati sisanya yang belepotan di sekitar kemaluanku sampai bersih.

Tiba-tiba tirai tersibak. Aku dan Suster Vika menoleh kaget. Suster Mimi yang tadi memandikan teman sekamarku masuk ke dalam. Ia sejenak melongo melihat apa yang kami lakukan berdua. Namun sebentar kemudian tampaknya ia menjadi maklum atas apa yang terjadi dan malah menghampiri tempat tidurku. Dengan raut wajah memohon, ia memandangi Suster Vika. Suster Vika paham apa niat Suster Mimi. Ia langsung meloncat turun dari atas tempat tidur dan menutup tirai kembali.

Suster Mimi yang berwajah manis, meskipun tidak secantik Suster Vika, sekarang gantian menjilati seluruh permukaan batang kemaluanku. Kemudian, batang kemaluanku yang sudah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk kedua kalinya, batang kemaluanku yang kelihatan menantang setiap wanita yang melihatnya, menjadi korban lumatan. Kali ini mulut Suster Mimi yang tak kalah ganasnya dengan Suster Vika, mulai menyedot-nyedot kemaluanku. Sementara jari telunjuknya disodokkan satu ruas ke dalam lubang anusku. Sedikit sakit memang, tapi aduhai nikmatnya.

Merasa puas dengan lahapannya pada kemaluanku. Suster Mimi kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing baju perawat yang dikenakannya, sehingga ia tinggal memakai bra dan celana dalamnya. Aku tidak menyangka, Suster Mimi yang bertubuh ramping itu memiliki payudara yang jauh lebih besar daripada milik Suster Vika, sekitar 36 ukurannya. Payudara yang sedemikian montoknya itu seakan-akan mau melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu. Sekalipun bukan termasuk payudara terbesar yang pernah kulihat, tapi payudara Suster Mimi itu menurutku termasuk payudara yang paling indah. Menyadari aku yang terus melotot memandangi payudaranya, Suster Mimi membuka tali pengikat bra-nya. Benar, payudaranya yang besar menjuntai montok di dadanya yang putih dan mulus. Rasa-rasanya ingin aku menikmati payudara itu.

Tetapi tampaknya keinginan itu tidak terkabul. Setelah melepas celana dalamnya, seperti yang telah dilakukan oleh Suster Vika, Suster Mimi, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lalu mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya yang sedikit lebih lebar dari Suster Vika namun memiliki bulu-bulu yang tidak begitu lebat. Akhirnya untuk kedua kalinya batang kemaluanku tenggelam ke dalam kemaluan wanita. Memang, batang kemaluanku lebih leluasa memasuki liang kemaluan Suster Mimi daripada kemaluan Suster Vika tadi. Seperti Suster Vika, Suster Mimi juga mulai menaik-turunkan pantatnya dan membuat kemaluanku sempat mencelat keluar dari dalam liang kemaluannya namun langsung dimasukkannya lagi.

Tak tahan menganggur, mulut Suster Vika mulai merambah payudara rekan kerjanya. Lidahnya yang menjulur-julur bagai lidah ular menjilati kedua puting susu Suster Mimi yang walaupun tinggi mengeras tapi tidak setinggi puting susunya sendiri. Aku melihat, Suster Mimi memejamkan matanya, menikmati senggama yang serasa membawanya terbang ke awang-awang. Ia sedang meresapi kenikmatan yang datang dari dua arah. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih dihujam batang kemaluanku, dan dari bagian atas, dari payudaranya yang juga masih asyik dilumat mulut temannya.

Tiba-tiba tirai tersibak lagi. Namun ketiga makhluk hidup yang sedang terbawa nafsu birahi yang amat membulak-bulak tidak mengindahkannya. Ternyata yang masuk adalah teman sekamarku dengan keadaan bugil. Karena ia merasa terangsang juga, ia sepertinya melupakan gejala tifus yang dideritanya. Setelah menutup tirai, ia menghampiri Suster Vika dari belakang. Suster Vika sedikit terhenyak ke depan sewaktu kemaluannya yang dari tadi terbuka lebar ditusuk batang kejantanan teman sekamarku dari belakang, dan ia melepaskan mulutnya dari payudara Suster Mimi. Kemudian dengan entengnya, sambil terus menyetubuhi Suster Vika, teman sekamarku itu mengangkat tubuh suster bahenol itu ke luar tirai dan pergi ke tempat tidurnya sendiri. Sejak saat itu aku tidak mengetahui lagi apa yang terjadi antara dia dengan Suster Vika. Yang kudengar hanyalah desahan-desahan dan suara nafas yang terengah-engah dari dua insan berlainan jenis dari balik tirai, di sampingku sendiri masih tenggelam dalam kenikmatan permainan seks-ku dengan Suster Mimi.

Batang kemaluanku masih menjelajahi dengan bebasnya di dalam lubang kemaluan Suster Mimi yang semakin cepat memutar-mutar dan menggerak-gerakan pantatnya ke atas dan ke bawah. Tak lama kemudian, kami berdua mengejang.
“Suster.. Saya mau keluar..” kataku terengah-engah.
“Ah.. Keluarin di dalam.. saja.. Mas..” jawab Suster Mimi.
Akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kenikmatan Suster Mimi di dalam lubang kemaluannya. Saking lelahnya, Suster Mimi jatuh terduduk di atas selangkanganku dengan batang kemaluanku masih menancap di dalam lubang kemaluannya. Kami sama-sama tertawa puas.

Sementara dari balik tirai masih terdengar suara kenikmatan sepasang makhluk yang tengah asyik-asyiknya memadu kasih tanpa mempedulikan sekelilingnya.

Tepat seminggu kemudian, aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yang kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan dua orang suster yang telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku beberapa kali.

Hari ini aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik membaca majalah Gatra yang baru aku beli di tukang majalah dekat rumah.
“Ting tong..” Bel pintu rumahku dipencet orang.
Aku membuka pintu. Astaga! Ternyata yang ada di balik pintu adalah dua orang gadis rupawan yang selama ini aku idam-idamkan, Suster Vika dan Suster Mimi. Kedua makhluk cantik ini sama-sama mengenakan kaos oblong, membuat lekuk-lekuk tubuh mereka berdua yang memang indah menjadi bertambah molek lagi dengan payudara mereka yang meskipun beda ukurannya, namun sama-sama membulat dan kencang. Sementara Suster Vika dengan celana jeansnya yang ketat, membuat pantatnya yang montok semakin menggairahkan, di samping Suster Mimi yang mengenakan rok mini beberapa sentimeter di atas lutut sehingga memamerkan pahanya yang putih dan mulus tanpa noda. Kedua-duanya menjadi pemandangan sedap yang tentu saja menjadi pelepas kerinduanku. Tanpa mau membuang waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Dan seperti sudah kuduga, tanpa basa basi mereka mau dan mengikutiku. Dan tentu saja, para pembaca semua pasti sudah tahu, apa yang akan terjadi kemudian dengan kami bertiga.

TAMAT

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Sunday, January 22, 2017

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku
Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku
Kubiarkan Dani Menikmati Tubuhku

Cerita ini cerita nyata. Aq sangat menyesal melakukan berbuatan hina ini.. hanya karena nafsu semata aq harus menghianati suamiku. Sebut saja namaku Fira (30 thn) seorang ibu rumah tangga dengan 1 anak yg bekerja di sebuah RS swasta di kota Semarang sebagai seorang perawat. Kisah perselingkuhanku ini terjadi beberapa bulan yg lalu dengan teman seprofesiku yg bernama Dani.

Sebelumnya aq dengan Dani (26 thn) sudah kenal baik sejak dua tahun yg lalu saat dia di terima bekerja di rumah sakit yg sama denganku. Aq dan Dani mulanya hanya kenal-kenal biasa saja, karena aq bekerja pada shift yg berbeda.

Namun setelah hampir setahun lamanya aq dipindahkan ke shit yg sama dan satu unit kerja dengan Dani. Sejak itulah aq mulai dekat denganya, bahkan saat berangkat kerja maupun pulang kerja kami selalu bersama, aq tdk khawatir karena suamiku juga tau dan mengijinkan aq berangkat dan pulang berama Dani.

Dengan kedekatan inilah yg akhirnya menimbulkan benih-benih cinta antara aq dan Dani. Dan di sinilah awal kesalahanku, entah kenapa saat itu aku tdk mampu menolak pernyataan cinta Dani kepadaku padahal aq sudah berkeluarga. Mungkin saat itu aq berpikir kami hanya menjalani hubungan cinta biasa sehingga aq tak terlalu bepikir negatif tentang Dani.

Hubunganku dengan Dani berlanjut dan makin lama makin dekat, awalnya untuk menunjukkan rasa cinta kami hanya sekedar berpelukan dan ciuman saja, tapi lama kelamaan Dani mulai berbuat nakal padaku terutama bila masuk shift malam, mungkin krena keadaan ruang kerja yg sepi sehingga Dani berani berbuat nakal padaku.

Aq masih ingat dengan kejadian itu yg bermula saat kami akan memulai kerja shift malam, seperti biasa aku ganti baju kerja dulu di ruang perawat, kami datang terlambat tentunya ruang itu sepi karena perawat yg lain sudah di unitnya masing-masing. Aq mengira Dani masih berada du luar ruangan, sehingga aq santai saja melepas baju tanpa menutup pintu kamar ganti. Saat badanku hanya tetutup celana dalam dan bh saja dengan tiba-tiba Dani masuk ke kamar ganti dan langsung memelukku dari belakang, aku sempat terkejut namun aq hanya diam saja saat aq tau yg memelukku adalah Dani.

Tak hanya memeluk dia pun mulai meraba dan meremas toketku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya merayapi daerah selangkanganku. Jari-jarinya yg nakal langsung memainkan lubang memekku.

“Ohh.. Fira sayang malam ini kamu sungguh cantik sekali, tubuhmu sangat indah… ohh.. Fira… aq sangat mencintaimu”. kata-kata rayuannya langsung membiusku sehingga aq tdk sadar kalau Dani sudah melepas celananya dan melepas celana dalamku.

Aq hanya bisa menuruti saja saat Dani menyuruhku bersandar di sebuah meja dengan posisi nungging, setelah itu aq merasakan ujung penis Dani sudah menempelkan di bibir memekku, aku berusaha memegang penis itu agar tdk di masukkan di lubang memekku, tapi terlambat… dengan posisi nungging dan direntangkan kedua kakiku tentunya bibir memekku jadi terbuka lebar… sehingga dengan sekali tusuk Dani berhasil memasukkan batang penisnya ke lubang memekku.

Blezzzz…. slhepp…

“Ouugghhh… Fira…. lubangmu sungguh nikmatttt.. empuk dan panas…” Dani langsung mendesah dan meujiku saat berahsil memasukkan batang penisnya ke lubang memekku.

Sekali lagi aq terbuai oleh oujiannya.. sehingga aq yg mulanya mau menolak malahan merasa senang saat Dani mulai menggenjot keluar masuk lubang memekku dan akupun mulai mendesah keenakan…

“Aaghh.. oohhh.. oohhh..” makin lama Dani makin mempercepat genjotanya selain itu tanganya yg nakal terus memiankan toketku yg montok dan akupun sudah tak bisa menahan lagi… lalu… Crett.. crett.. crett

“Arrrgghhhh.. ohhh..ohhhhh.. Dani sayangggg… penismu nikmat sekali… aq dah keluar sayang…” lalu Dani menghentikan genjotanya untuk memberiku kesempatan beristirahat.

Sambil memulihkan tenaga, Dani menyuruhku duduk di kursi sambil mneyepong batang penisnya yg masih tegak mengeras, aq menurutinya. Aq dengan semangat mengulum dan menjilati batang penisnya yg ukuranya lebih besar dari milik Mas Adit (34 thn) suamiku.

Setelah melihat tenagaku pulih Dani kembali menusukkan batang penisnya ke lubang memekku dengan posisi berdiri dan saling berhadapan.

Slheppp… Blhessss.. dengan mudahnya batang penis Dani masuk di lubang memekku yg sudah becek dan licin oleh lendir kenikmatanku. kressek.. kressek.. rambut kemaluanku yg lebat dan hitam menjadi mainan jari nakalnya Dani.

“Aaghh.. ohhh.. oohhhh ” sungguh nikmat sekali

Namun baru beberapa genjotan, tiba-tiba alarm ruang kerja berdering sebagai tanda mulai kerja di ruan pasien. Dani tampak kecewa karena hasratnya belum terpenuhi karena kami harus segera menyudahi persetubuhan.

Kami berdua langsung membersihkan badan kami di kamar mandi dan segera berpakaian. Saat keluar dari ruang ganti wajah Dani tampak murung, aq segera menyapanya…

“Sudahlah sayang jangan murung gitu.. aq tau kamu masih ingin dilanjutkan, tapi hal itu nggak mungkin karena bisa ketauan pengawas… aq janji deh lain kali bakal bikin kamu puas…”

Pernyataanku ini akhirnya membuat Dani kembali tersenyum…

“Makasih ya sayang, kamu bener-bener pengertian, ok deh lain kali kita lanjutin lagi.”

3 hari setelah kejadian di ruang ganti itu Dani menagih janjiku, saat itu kami masuk siang. Saat itu sekitar jam 11 siang Dani sudah datang kerumahku, padahal kami masuk kerjanya jam satu siang, kondisi rumahku sepi. Suamiku sdh berangkat kerja, sementara anakku belum pulang sekolah. Aq sebelumnya tdk mengetahui kalau Dani telah merencanakan hal itu. Sesaat setelah masuk rumah Dani langsung menemuiku yg baru selesai mencuci baju.

“Ehh Dani.. tumben jam segini sudah datang, ada apa..?”
“Nggak ada apa-apa Fira sayang, cuma mau nagih janjimu…”

Aq saat itu masih bingung, sehingga aq tak memperdulikannya yg berdiri di hadapanku, sambil melangkah menuju dapur akupun menanyakanya,

“Eman aq punya janji apa sama kamu..?” Dani cuma senyum sambil mendekatiku kemudian memelukku.

Dani langsung menyelipkan tanganya ke dalam rok dan jari-jari nakalnya langsung mengelus-elus kemaluanku yg masih mengenakan celana dalam. Sambil berkata…

“Fira sayang.. kamu kan belum bikin aq puas malam itu..” akhirnya aq ingat juga.

“Dani, tunggu sebentar.. ada apa algi fir..?” tanya Dani sambil menghentikan elussanya di kemaluanku.

“Aq belum mandi.. pasti kamu nggak mau ngentot kemaluanku yg masih bau…” Dani kembali tersenyum sambil menjawab,

“Kalau gitu kita mandi bersama aja Fira sayang biar lebih hot…”

Akhirnya kami berdua segera melepas pakaian masing-masing, dalam kondisi telanjang kami berdua melangkah menuju kamar mandi. Di kamar mandi kami berdua saling mengguyur badan kami dan saling menyabuni. Dengan sabun kami saling mengusap kemaluan kami sehingga akhirnya kami sama-sama terangsang. Segera saja kami guyur badan kami hingga bersih dari sabun.

Setelah itu Dani menyuruhku menungging sambil tanganku berpegangan pada pinggiran bak mandi. Dari belakang Dani langsung menusukkan batang penisnya ke lubang memekku dan langsung menghujam,

“Blesss.. slepp.. slepp.. oghhh..ohhh..” Sodokan penis Dani benar-benar nikmat, Dani sangat lihay memainkan gairahku dengan meremas-remas buah dadaku bergoyang-goyang tak beraturan karena hentakan pantat Dani yg kuat, beberapa menit kemudian… Crett.. crett.. cretttt.. aq mencapai orgasme, badanku langsung lemah.

Setelah melepas lelah sebentar Dani kemudian mengajakku melanjutkan pertempuran di kamar, dan aq menuruti. Di atas ranjang segera ku rebahkan badanku, aku hanya bisa pasrah saja apapun yg akan dilakukan oleh Dani. Dani langsung menindihku dengan posisi 69 dan langsung mengarahkan batang penisnya ke mulutku. Aq tau apa yg di inginkan Dani, langsung aja ku hisap dan kujilati penisnya, sementara itu, di kemaluanku Dani juga melakukan hal yg sama. Lidah nakalnya terus memainkan itilku sambil sesekali dihisap-hisap, rasanya nikmat luar biasa.

Setelah puas dengan itu Dani langsung menusukkan batang penisnya ke lubang memekku. Masih dalam posisi terlentang aku menikmati permainan Dani yg perkasa itu. Penisnya yg panjang dan besar tampak jelas menggenjot keluar masuk lubang kemaluanku. Dengan kondisi birahi yg melambung tinggi semacam itu aq lupa bahwa sebenarnya aq sudah berkeluarga. Yg di dalam pikiranku hanyalah bagaimana caranya terus menikmati gairah itu.

“Slhepp.. slhepp.. ohhhh…. ohhhhh… aaghhhhh… ouuuhhhh” nikmatnya benar benar luar biasa.

Bermacam-macam gaya sex di praktekan oleh Dani, ini adalah pengalaman baru buatku karena saat bersetubuh dengan suami aq hanya terlentang saja dan pasrah sampai suami puas.

Bersama Dani sangat berbeda, karena aq dilibatkan untuk aktif dalam persetubuhan itu, bahkan Dani juga mengajariku bermain di atas, entah berapa kali aku mengejang karena orgasme. Stamina Dani memang luar biasa.. mungkin seperti kuda.

Didalam kamarku itu aq dan Dani sama-sama mendapatkan kenikmatan dan kepuasan yg luar biasa hingga kami berdua kelelahan. Setelah staminaku kembali pulih kami kembali mandi bersama dan langsung berpakaian seragam. Untung kami menuntaskan tepat waktu, karena setelah kami dalam kokndisi rapi anakku pulang dari sekolah yg di antar suamiku sekalian istirahat siang. Kamipun bertingkah biasa saja seolah tdk terjadi apa-apa, sehingga suamiku tdk curiga.

Setelah makan siang kami pun bernagkat kerja dengan berboncengan motor Sepanjang perjalanan kupeluk erat Dani sambil ketempelkan kemaluanku ke pantatnya. Walaupun tertutup pakaian kami aku tetap merasakan getaran yg berbeda.

Sejak saat itulah aq sering bersetubuh dengan Dani, baik dirumah, tempat kost Dani maupun di tempat kerja. kami melakukanya dengan sangat hati-hati dan rapi, sehingga suamiku tdk tau walaupun aq bersetubuh 4-5 kali dalam seminggu bersama Dani. Dan hubungan itu terus berlanjut sampai saat ini.

Kakak Adik Hobi Ngentot

Saturday, January 21, 2017

Kakak Adik Hobi Ngentot

Kakak Adik Hobi Ngentot
Kakak Adik Hobi Ngentot

Kakak Adik Hobi Ngentot


Hampir 2 bulan aku jadian sama Fitri, aq nggak tau pacar fitri yg nomor berapahkah aq ini, aq juga nggak tau sudah berapa banyak laki-laki yg tidur sama Fitri. Dipikiranku hanya satu, yaitu aq dapat teman tidur dan dapat menyalurkan hasrat sexku kapan aq.

Ibu Fitri sudah kenal baik denganku, demikian pula mbak Sinta, mbak Santi dan kedua anaknya serta suami-suami mereka. Pernah mbak Sinta sekali memergoki aq dan Fitri saat kami bersetubuh di kamar Fitri. Namun bagi mbak Sinta sudah bukan hal yg luar biasa lagi melihat adiknya tidur dengan laki-laki di kamarnya, kamar mbak Sinta dan Fitri bersebelahan, mungkin rintihan dan desahan Fitri saat kami besetubuh terdengar dari kamar mbak Sinta.

Dikeluarganya aq sudah di anggap seperti keluarga sendiri, di rumah itu aq merasa seperti di rumah sendiri. Kadang aq tidur di rumah keluarga tersebut, biasanya aq tidut di kamar Fitri. Jika suami mbak Sinta tdk di rumah biasanya Fitri tidur bersama mbak Sinta atau bersama ibu jika suami mbak Sinta di rumah. Namun saat mereka semua sudah terlelap tidur, Fitri diam-diam mengendap masuk ke kamarnya dimana aq tidur. Dan tentu saja, malam itu kami manfaatkan untuk bercinta sepuas hati.

Pada suatu hari, saat aq lewat depan rumah Fitri untuk berangkat kuliah, terdengar suara mbak Sinta memanggilku. Aq segera membelokkan arah langkahku menuju rumah Fitri, saat aq masuk kerumah kudapatkan rumah dalam keadaan sepi, hanya mbak Sinta sendiri di rumah. Mbak Sinta memnitaku memperbaiki saklar listrik yg rusak.

Saklar listrik yg kuperbaiki tersebut terletak di ruang belakang, mbak Sinta berdiri di sampingku menungguiku memperbaiki saklar listrik. Saat aq hendak mengambil obeng di meja, tak sengaja tangan mbak sinta tersentuh olehku. Mbak Sinta diam saja, tiba-tiba timbul isengku, kupegang dan kuremas tangan mbak Sinta, ternyata mbak Sinta tak menarik tanganya, sehingga timbul keberanian dan kenekatanku. Kupeluk pinggangnya dan tubuhnya kutarik merapat ketubuhku, langsung mulutku melumat bibirnya. Mungkin mbak Sinta tak akan mengira dengan kenekatanku itu, namun ternyata mbak Sinta tdk menolak bahkan membalas lumatanku.

Mendapat reaksi seperti itu aq pun tak ragu-ragu lagi, segera tanganku menjelajah kian kemari. Menyingkap daster bagian depan dan menyelipkan tangan ke balik CD nya. Kemaluanya terasa hangat, segera jariku bermain di dalam kemaluanya, membuat mbak Sinta medesah.., mendekap tubuhku semakin erat. Kubuka kancing daster, dan segera kulepaskan dasternya, sihingga tubuhnya hanya tertutup Bra dan celana dalam saja. Tampaklah dua gundukan besar yg tertutup oleh Bra. Kulepas kancing Bra nya dan langsung kuhisap putingnya. Mbak Sinta sudah nggak bisa mengendalikan diri lagi, didekapnya kepalaku kencang didadanya, sementara tanganku terus bermain di kemaluanya. Akhirnya kami berciuman, daster dan Bra mbak Sinta sudah terlepas, sehingga bagian yg paling rahasia saja yg masih tertutup celana dalam.

Setelah beberapa saat direnggangkan dekapanya, lalu cepat diraihnya daster, untuk menutupi tubuhnya alakadarnya dan ditariknya tanganku menuju kamarnya. Di dinding kamar mbak Sinta terpasang foto mbak Sinta dan suami, namun foto itu sudah tak berarti lagi manakala mbak Sinta sudah terbuai oleh nafsu birahi yg menggelora.

Segera dilepas CD nya, dan segera dia tidur terlentang di atas ranjang sambil mengangkangkan lebar pahanya. Terlihat jelas celah kemaluanya yg menantang, siap menerima kehadiran batang kemaluanku. Merah merekah kemaluan mbak Sinta membuat batang kemaluanku tegang mengeras siap menghujam lubang nikmat it, mbak Sinta menunggu dengan tak sabar. Perlahan-lahan kulucuti pakaianku, mata mbak Sinta tak lepas mengawasiku saat aq melucuti pakaianku.

Begitu CD ku terlepas, dan namapak batang kemaluanku tegang mengeras, maka segera mbak Sinta bangkit menarik tubuhku menindihnya, dengan buas dipegang batang kemaluanku dan langsung dibimbingnya masuk ke lubang kemaluanya. Kuikuti sata kemauan mbak Sinta, langsung kuhentakkan batang penisku hingga langsung amblas ke dalam lubang kemalauan mbak Sinta yg memang sudah basah kujarah tadi. Kukocok keras dan cepat, luar biasa rintihan dan erangannya.., Terlihat sekali mbak Sinta sangat menikmati, gerakan tubuhnya sangat luar biasa binalnya. Pinggulnya digoyang naik turun, kadang diputar-putar, wah.. sungguh nikmat sekali.

20 menit sudah kami bergumul, tiba-tiba tubuhnya mengejang hebat, pertanda dia telah meraih orgasme, diiringi dengusan dan erangan yg tak beraturan didekapnya tubuhku erat. Terasa cairan hangat melumasi lubang memeknya dan membuat batang kemaluanku semakin mudah bergerak.

Kutarik keluar batang kemaluanku dari lubang kemaluanya dan kubalik tubuhnya, dalam posisi merangkak kusodokkan batang kemaluanku ke lubang kemaluanya, langsung kukocok keras-keras dan kembali kami berciuman, tanpa menghentikan kocokanku di lubang kemaluannya.

Kuremas-remas toketnya dari balik punggungnya, padat dan kenal, semakin kupercepat kocokkanku, batang kemaluanku mulai berkedut-kedut pertanda pejuhku akan menyembur.., Diluar lubang kemaluannya terlihat cairan berbusa, hal itu karena lendir kemaluanya yg tadi sudah keluar kukocok dengan batang kemaluanku.

Sesaat kudian kurubah posisi, mbak Sinta menindihku. Digiygkan pantatnya naik turun, aq mengimbangi dengan gerakan yg sama namun berlawanan. Tubuh mbak Sinta bergoyang-goyang, kadang membungkuk dan menciumku, kadang tegak sambil tangan kanannya memegangi batang kemaluanku untuk tetap tegak dan masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kembali Orgsame diraihnya, terasa dinding kemaluannya semakin basah, sehingga batang kemaluanku semakin lancar bergerak di dalamnya.

Kutarik keluar kemaluanku, kuambil tissue dan ku lap bagian dalam kemaluan mbak Sinta, kuterlentangkan tubuh mbak Sinta, kutindih lagi tubuhnya, kudekap erat tubuhnya, lalu kukocok kemaluannya cepat dan sepenuh tenaga. Reaksi mbak Sinta sangat luar biasa, dia mengerang, bhakan kadang menjerit lirih pertanda diapun menikmati permainan itu. Tiba-tiba keuhentikan kocokkanku, mbak Sinta sepertinya sudah tak sabar, digerakkan pahanya ke atas, sepertinya mengejar kemana batang kemalaunku pergi. Benar-benar mbak Sinta menikmati sekali permainan itu, tak henti-hentinya mulutnya meracau.

“oooghhhh… Angga.. tteruss… angga… ohhhh… ohhh.. nikmatt… aaahhhh…” Kutekan dan kukocok terus batang kemaluanku dengan cepat ke dalam lubang kemaluannya.

Terdengar desahan dan erangan mbak Sinta semakin menambah gairahku, bunyi berkelapak akibat benturan tubuh kami saat aq menekan masuk batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan mbak Sinta.., seirama dengan goyang dan gerakan yg kami lakukan.

Tak lama kemudian kembali mbak Sinta mengerang keras, “Aaagghhhh… Anggaa… terusss… ohhhh… ohhhh.. terussss… oohhhh…” Dan tubuhnya kembali mengejang hebat pertanda meraih orgasme lagi.

Aq sudah tak dapat membendung lagi keinginanku untuk menyemburkan pejuhku, sehingga aq percepat kocokkanku, akhirnya lepas dan menyemburlah pejuhku dengan semburan yg kuat sehingga pejuhku masuk jauh ke dalam lubang kemaluan mbak Sinta, terasa sebagian pejuhku melelh keluar dari lubang kemaluan mbak Sinta, membasahi sprei hingga terlihat noda bercak pejuhku bercampur pejuh mbak Sinta.

Sungguh puaasss…, benar-benar hebat.. pergumulan yg hebat dan cukup melelahkan.., perlahan kurebahkan tubuhku di samping mbak Sinta, namun sebelum niatku kesampaian mbak Sinta menahanku, dan memintaku tetap dalam posisi menindihnya, sementara batang kemaluanku tetap menancap dalam kemaluanya.

ubuh kami penuh peluh, sprei sudah berantakan, dan bercak-bercak akibat tetesan pejuh kami mengotori sprei itu.. toket mbak Sinta, semakin mengkilat terkena keringat dan benar-benar merupakan pemandangan yg sangat menggairahkan. Segera kuhisap dan kuremas toketnya,

“oohh… nikmat angga… nikmattt…”

Kami tidur bersampingan, aq terlentang dan mbak Sinta memelukku. Kaki kiri mbak Sinta disilangkan di atas tubuhku, sedangkan kepalanya disandarkan didadaku. Terasa hangat dan berlendir kemaluanya, menempel diperutku.

Matanya menatapku penuh mesra, tangan kirinya tak henti-hentinya mengelus batang kemaluanku. Kami berbicara pelan sambil bercanda mesra, dia bertanya kepadaku, kenapa aq begitu berani memeluk dan menciumnya. Kujawab bahwa kemaluanya yg mengajak dan memintaku berbuat begitu.., mbak Sinta tertawa geli sambil nyubit perutku.. Mbak Sinta bilang, bahwa mbak Sinta memang menunggu kesempatan seperti ini, mbak Sinta bilang sangat terangsang mengintip aq dan Fitri saat bersetubuh. Mbak Sinta selalu terbayang dengan kejadian itu.. dan saat keadaan rumah sepi, timbul ide untuk mengajakku berbuat itu.., apalagi sudah hampir 3 bulan suami mbak Sinta tak memberinya nafkah batin. Katnya permainanku sangat hebat, baru kali ini mbak Sinta merasakan nikmat bersetubuh.., selama ini dengan sang suami tdk pernah dia peroleh klimaks yg dia rasakan bersamaku.

15 menit kemudian, batang kemaluanku terasa mulai mengeras lagi. Tanpa banyak kata segera kutindih tubuhnya dan kumasukkan batang kemaluanku di lubang kemaluanya. Kami bergumul dan bercumbu tanpa ada rasa was-was dan khawatir.., akhirnya setelah 2 kali menikmati orgasme, kusemburkan lagi pejuhku ke dalam kemaluannya.. Pergumulan itu kami ulangi lagi beberapa saat kemudian, hingga terdengar lonceng jam berdentang 12 kali. Segera mbak Sinta memintaku untuk mengenakan pakaianku. Setelah selesai kami berpakaian dan merapikan tempat tidur kembali kami keluar kamar menuju ruang tamu, sambil berangkulan.

Kami duduk berdampingan di kursi sofa ruang tamu, tubuh kami rapat dan saling berangkulan. Bibir mbak Sinta kucium dalam-dalam.., saat kami sedang bermesraan di ruang tamu itu.. dengan tiba-tiba pintu sebelah terbuka. Mbak Santi masuk sambil bawa tas belanjaan, melihat apa yg kami lakukan mbak Sinta sempat terkejut sejenak, namun mbak Santi segera menguasai diri langsung pergi menuju ke dapur. Nampak di wajah mbak Sinta terbesit rasa khawatir, kuusap dan kubisikkan bahwa jangan khawatir, semuanya pasti akan beres.. kataku menentramkan hatinya.

Kukejar mbak Santi ke dapur, kulihat mbak Santi sedang menaruh tas belanjaannya di meja dapur. Segera kudekati dan langsung kudekap dari belakang, mbak Santi terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya menghadapku, tangan mbak Santi berusaha mendorong tubuhku dan mencoba melepaskan diri dari dekapanku.

Tapi aq tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, kupeluk mbak Santi lebih erat dan langsung kulumat bibirnya, mulanya mbak Santi meronta mau melepaskan diri.., namun akhirnya mbak Santi menyerah.. bahkan saat jari tanganku menyelinap masuk ke dalam celana dalamnya dan langsung kumasukkan ke lubang kemaluannya dia merintih lirih dan mendekap erat tubuhku, rupanya mbak Santi menikmati apa yg aq lakukan kepadanya.

Kugendong tubuh mbak Santi, dan langsung kubawa masuk ke kamar mbak Sinta, yg baru saja aq dan mbak Sinta pakai bermesraan. Segera kurebahkan tubuh mbak Santi di atas ranjang dan aq langsung menindihnya. Aq nggak mau mengambil resiko, langsung kulepas cd mbak Santi dan juga celanaku, langsung kutusukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya, mbak Santi melenguh dan mengerang….

“Aaagghhh.. Angga… uughhhh… Angga… jangannn… oohhhh…” kugerakan pantatku naik turun. Mulanya sulit kugerakkan batang kemaluanku memasuki lubang kemaluannya, namun sesaat kemuidan mbak Santi semakin terangsang dan kemaluannya semakin basah, hingga semakin mudah batang kemaluanku melesak ke lubang kemaluannya.., dan akhirnya bebas merdeka… menjelajahi bagian dalam lubang kemaluannya..

Mbak Santi mendesah-desah menikmati kocokkanku di kemaluannya, sambil tetap mengocok kulepas bajunya dan Bra nya, lalu ku lempar ke lantai.., kujilati puting susunya dan keremas-remas toketnya, semakin menggila gerakkannya..

Lubang kemaluan mbak Santi lebih longgar di banding mbak Sinta, barangkali ini akibat mbak Santi pernah melahirkan.., namun kulit mbak Santi lebih halus dan wajahnya lebih cantik dan muluss.., mungkin semua itu mbak Santi rajin merawat tubuh dan wajahnya.., di samping itu mbak Santi lebih berada.., sehingga ada biaya untuk perawatan tubuh dan wajah.

Saat aq sedang berpacu mengumbar birahi di atas tubuh mbak Santi, pintu kamar terbuka dan kulihat mbak Sinta berdiri di sana melihat apa yg sedang kami lakukan. Sesaat mbak Sinta berdiri mengawasi kami, lalu mbak santi tersenyum dan pergi menuju ruang tamu, untuk memberi kami kesempatan untuk berasyik-asyikan..

Hentakkan-hentakkan tubuhku semkain kencang dan bertenaga.., kepala mbak Santi bergoyang-goyang, tanganya semakin kencang meremas sprei.., akhirnya mbak Santi nggak tahan… diangkat pantatnya ke atas untuk menyambut kocokkanku, dan akhirnya dihempaskan diiringi erangan dan jeritan keras…

“Aagghhh… Angga… oghhhhh… Angga.. terusss… terussss… aaghhhhhhh…, mengejang kuat tubuhnya, tanganya memeluk erat kepalaku dan membenamkan di anatara kedua toketnya…, serr.. srett.. srett.. terasa sesuatu hygat melumuri batang kemaluanku…

Kugerakkan perlahan batang kemaluanku.., belum terasa denyutan pertanda pejuh bakal nyembur.., perlahan dan penuh perasaan kukocok batang kemaluanku… mbak Santi merengkuh kepalaku dan segera melumat bibirku.., sambil mendesah mbak Santi berkata…

Kamu kurang ajar banget Angga.. kurang ajar oogghhhh… sshhhhh.. ooghh, begitu katanya saat kubekap mulutnya dengan mulutku dan kehentakkan kencang batang kemaluanku di lubang kemaluannya.

Cairan keputihan meleleh, jatuh ke rok bawahnya, yg belum sempat kulepas…

Tak lama kemudian ku balik posisi, mbak Santi di atas tubuhku, tdk lupa kulepas rok bawahnya dan kelempar ke lantai. Ku tempelkan batang kemaluanku di bibir kemaluannya, dan segera ku tusukkkan ke dalam lubang kemaluannya.., kembali mbak Santi mengerang..

“Aagghhh… Angga kamuuhh.. jahattt.. oghhhh….”

Aq tak memperdulikan ocehannya.., kukocokkan batang kemaluanku keluar masuk kemaluannya, menggesek dinding dalam kemaluan mbak Santi.., kuremas-remas toketnya.. jari-jari tangan kanan mbak Santi, memainkan bibir kemaluannya..

“Emhhhh… sshhhh.. aagghhh.. Angga.. emmhhh.. nikmaattt.. teruss Anggaaa… terussss…”

Semakin kencang dan keras.. kocokkanku…, tubuh mbak Santi terlonjak-lonjak di atas tubuhku.., seperti sedang menunggang kuda yg binal.., suara erangan nikmat terus keluar dari mulutnya.. dan rintihan.. mbak Santi benar-benar menikmati.. , bahkan sesaat kemudian tubuhnya aktif bergerak mengglepar-glepar semakin kencang.. sambil mengerang… merintih.. kembali lagi tubuhnya menelungkup di atas tubuhku… dan akhirnya kembali tubuhnya mengejang hebat.. meraih orgasme untuk kedua kalinya.. batang kemaluanku terasa mulai berkedut.. hampir kehilangan kontrol…

Kudorong tubuh mbak Santi.. dan kuatur dalam posisi merangkak, kutusukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya.., mudah terasa.., karena sudah licin oleh cairan kenikmatan mbak Santi. Kedut batang kemaluanku semakin terasa.., kubalik lagi tubuh mbak Santi, keterlentangkan.. kukangkangkan lebar kedua kakinya dan ku hujam lagi lubang kemaluanya dengan batang kemaluanku, langsung kencang dan keras.., terdengar erangan dari mulutnya.., tak kupedulikan.. kukocok-kocok terus lubang kemaluannya.. kemaluanku bertambah keras berkedut.. dan akhirnya dengan satu hentakan kencang kusemburkan pejuhku ke dalam rahim mbak Santi.., terasa cukup banyak pejuh yg kesemburkan.., dan sebagian meleleh keluar jatuh mengotori sprei.. kudekap erat dan kucium bibir mbak Santi.

Selesai pergumulan kami babak pertama, kubiarkan batang kemaluanku tetap di dalam lubang kemaluan mbak Santi.., kuciumi sekujur wajahnya.. kujelajahi mulutnya dengan lidahku.., mbak Santi membiarkan saja ulahku.., hal demikian berlangsung hampir sepuluh menitan. Dengan mengerasnya kembali batang kemaluanku, segera kumulai babak kedua permainanku..

Mbak Santi pasarah keprlakukan demikian.., nampak benar dia menikmati saat-saat kebersamaan kami.., hingga akhirnya meraih kembali orgasme beberapa kali.. sebelum akhirnya pejuhku menyembur lagi ke lubang kemaluannya.. Setelah permainan babak kedua selesai.., terasa benar tubuhku lemas dan tak bertenaga rasanya.. tenagaku benar-benar terkuras habis.. melayani 2 perempuan kembar tersebut.

Mbak Sinta denga kemanjaanya dan suka rela melayaniku, sedangkan mbak Santi yg semula kupaksa akhirnya menikmati juga permainanku..

Setealah cukup melepas lelah, kami segera mengenakan kembali pakaian kami dan keluar kamar menuju ruang tamu.. dimana mbak Sinta menunggu…

Melihat mbak Sint5a, mbak Santi tersenyum malu dan segera duduk di dekatnya. Sejenak mereka berdua saling berdiam diri tak tau apa yg akan mereka bicarakan. Aq datang langsung duduk diantara mereka, kupeluk dan kucium mereka berdua bergantian. Kubisikkan bahwa mulai hari ini kami bertiga menjadi kekasih.., kami harus menjaga rapat-rapat rahasia ini.

Tanpa malu-malu kusingkap rok depan mereka, tangan kanan dan kiriku segera menyusup masuk ke dalam celana dalam mereka, jari-jari nakalku beraksi memainkan klitoris dan mulutku aktif menciumi mulut mereka secara bergantian.., sungguh nikmat luat biasa… cerita mesum, cerita ngentot

Sejak kejadian itu kami bertiga sering melakukan, paling sering kami lakukan di rumah mbak Santi saat suami mbak Santi ke kantor, dirumah kontrakanku dan kadang di losmen. Rahasia itu kami jaga rapat-rapat.., hingga Fitri pun tak tau apa yg telah kami perbuat selama ini.. butuh kepadanya. Sepertinya Fitri juga menikmati hal tersebut.

Sari Rekan Kerja Dan Partner Sex

Wednesday, January 11, 2017

Sari Rekan Kerja Dan Partner Sex

Sari Rekan Kerja Dan Partner Sex
Sari Rekan Kerja Dan Partner Sex
Sari Rekan Kerja Dan Partner Sex

Akhirnya pagi ini aku bisa bangun dengan bebas sampai jam 10 pagi tadi. Dirumah cuma ada aku, istri dan anak-anakku sudah pulan kampung sejak H-1 natal kemarin. Rencananya siang ini aku mau menyusul pulang kampung, berhubung ada kejadian yang tak di sangka. Akhirnya jadwal untuk pulang kampung ke tunda sampai besok .

Jadi begini cerita seksnya. Seperti hari-hari biasa, bangun pagi aktifitas awal yang aku lakukan sebelum mandi adalah menyalakan komputer. Untuk melihat mailbox dan cek beranda dan untuk melihat cek update status teman-teman yang berangkat ke trawas untuk rapat tahunan yang jadwalnya berangkat jam 7 pagi. Mailbox cuma berisi spam. Langsung cek beranda eh ternyata teman-teman yang berangkat ke trawas juga pada belum update.

Selesai mandi kulihat ada pemberitahuan di jendela chat, kulihat ternyata Sari (nama samaran) pacar dari teman sekantorku.

“Apa sudah nyampe trawas mas, kok sudah online?”
“Aku nggak jadi ikut ke trawas”
“Owh.. pantesan mas Heri baru aja bbm katanya baru otw, kupikir mas Bram ikut, kok cepet banget perjalanan surabaya-trawasnya”
“Aku capek Sar, lagian males ikutan paling juga acaranya gitu gitu aja. Bosenin. btw kamu nggak di aja sama Heri?
“Emang bolaeh mas?
“Boleh banget Sar, yang lain juga banyak yang ngajak pasanganya”
“Kali aja mas Heri ngajak ceweknya yang lain mas”
“Hoo.. ceweknya Heri bayak to?
“Lah situ kan temennya, masa nggak tau sih?”
“Nggak tau aku, aku nggak terlalu deket sih sama si Heri

Lanjut chat nbobrol ini itu tentang Heri sampai aku lupa belum pakai baju.

“Gini pengenya jalan-jalan tapi mau kemana ya kalau sendirian”
“Lho.. Istri mas Bram kemana?
“Pulang kampung sejak natal kemarin” -cerita dewasa-
“Ke mall aja mas Bram, tapi ajak Sari ya hehe..”
“Lan nanti Heri marah..”
“Ya nggak usah bilang-bilang ke Heri lah mas.. terus nanti mas Bram gimana, nggak di marahin istrinya?”
“Ya kalau bilang-bilang sih ya pasti di marahin..”
“Jadi gimana nih.. Sari boleh ikut ya…

Akhirnya kami sepakat untuk jalan berdua. Dengan motorku ku jemput Sari di tempat kost nya derah kampung kupang. Lalu kami berdua masuk ke sebuah mall. Lalu aku mentraktir Sari di resto cepat saji. Sambil ngobrol-ngobrol sana sini. Serasa kami sudah akrab lama. Padahal kami berdua hanya kenal di fb aja. Karena aku berteman dengan Heri Sari ngeadd. Bahkan banyak teman-teman kerjaku yang juga jadi temannya Sari.

Usai makan, Sari ngajak nonton. Karena ini hari sabtu dan pasti rame. apa lagi daftar yang tayang nggak ada film yang bagus, aku menolaknya. Akhirnya kami putuskan untuk pulang. Keluar dari parkiran terlihat cuaca yang gelap, gerimis pun turun saat kami hendak menuju tempat kost Sari. Kupikir dekat dan aku prediksi nggak bakalan deras, kami nggak pakai jas hujan. Eh ternyata prediksiku salah. Kurang beberapa belokkan aja masuk ke kawasan kost Sari, Hujanya turun semakin deras. Hingga sampai di tempat kost Sari kami berdua basah kuyup. Karena begitu derasnya hujan, aku putuskan untuk menunggu hujannya agak reda.

Aku di pinjami bajunya Heri yang ada di sana

“Rupanya si Heri sering kesini ya?”
“Ya kalau pas di sini sepi aja..”
“Lah ini juga sepi banget, pada kemana emang?
“Iya, pada liburan mas, tinggal Sari sama mbak yang tinggal di atas. Tapi mbaknya yang di atas pulangnya malem banget, malah kalau malam minggu gini biasanya nggak pulang”
“Kamu nggak takut kalau sendirian gini?”
“Kan dah ada mas Bram yang nemenin hehe.. sebentar ya mas Sari mau ganti baju dulu dan sekalian bikinin kopi buat mas Bram”
“Nggak usah repot-repot Sar.. sekalian aja sama makanannya” candaku

Selang berapa lama di tinggal Sari, aku duduk di teras sambil pencet-pencet hpku. Sari memanggilku untuk masuk

“Mas Bram, masuk dalam aja, di luar nanti kedinginan loh”
“Eh nggak papa to?
:Nggak papa mas” akupun masuk kedalam.

Ternyata kamar kost Sari cukup luas dan bersih meskipun cuma 1 ruangan dan 1 kamar mandi. Aku agak tercengang melihat Sari mengenakan hotpants dan kaos puith yang menurutku bagian lubang lehernya kebesaran sampai melorot di lengan sebelahnya.

Sari pun menyalakan TV, sambil kami ngobrol-ngobrol lagi.

“Berapa lama kamu pacaran sama Heri?”
“Hampir tiga bulan mas”
“Owh, baru ya..” aku meminum kopi buatan Sari sambil melirik paha mulus Sari.
“Kalu ngelirik-ngelirik ati-ati tumpah kopinya loh..” rupanya mata nakalku ketangkap basah oleh Sari

Akupun langsung bertanya tentang apakah hubungan mereka sampai mana. Sari menjelaskan kalau keadaan kost sepi Heri selalu datang kesitu dan mereka selalu bercinta, malah nggak jarang Heri sampai menginap disana. Saking asykinya ngobrol kami sampai nggak sadar jarak kami semakin dekat. Hingga paha kami bersentuhan.

Aku pun tak mau kehilangan kesempatan, perlahan aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Mulanya agak ragu karena takutnya Sari akan menolak, tapi ternyata Sari juga makin mendekatkan wajahnya, hingga bibir kami berdua saling bersentuhan. Saling mengecup.. lalu aku mengulum bibirnya. Sari pun refleks, dia nggak mau kalah. kecupannya hebat sampai gigit-gigit pelan bibirku. Sementara tanganku merayap ke paha mulusnya. Dan tangan satunya merangkul tubuh Sari kemudian menariknya hingga posisi Sari duduk di pangkuanku.

Dari paha tanganku terus merayap ke atas. Kali ini aku meremas-remas toketnya, sementara tangan kiriku merayap ke bawah meremas-remas pantatnya. Sari masih nggak mau melepas ciumanya di bibirku, kami berdua perang bibir perang lidah salin kecup sambil mendesis pelan. Desissanya itu loh… bikin nggak tahan.

Sari melepaskan bajuku hingga aku telanjang dada, nggak mau kalah aku juga melepas baju Sari. Lalu Sari mengajakku pindah ke tempat tidur. Sari merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil dibukanya pengait BH nya. Kini mulutku bergerilya di bagian dadanya, sambil puting susunya ku mainkan dengan lidahku. Mungkin karena kegelian sebentar-sebentar Sari mengankat kepalanya..

Ditariknya pahaku hingga posisi penisku tepat berada di atas lubang memeknya. Ku lepas celanaku, Sari pun melepas celananya. Sekarang posisi kami berdua sama-sama bugil. Sari menyuruhku rebahan. Dipegang penisku lalu di remas dan dikocok-kocoknya perlahan. Sungguh nikmat. Terus dikocoknya penisku sambil sebentar-sebentar menciumi perutku. Ciumannya bergeser ke bawah. Akhirnya sampailah giliran penisku di ciuminya. Kemudian di kulumnya, blowjob pun di mulai dengan hot nya, sambil di remas-remas kantong telurku.

“Nikmat luar biasa Sar.. nikmat.. ohh”

Kemudian Sari turun dari tempat tidur menuju lemarinya, ternyata dia mengambil kondom dan memasangnya di penisku. Dikocok-kocoknya lagi penisku sambil di dekatkanya penisku ke lubang memeknya. tempel dikit lalu di tarik-lepas… sementara tanganku dibiarkanya memainkan toketnya. meremas-remasnya dan ku pilin-pilin puting susunya. Di tempelkannya lagi penisku ke bibir memeknya.. hingga masuklah bagian ujun penispenisnya.. perlahan.. perlahan.. dan masuklah semua penisku ke lubang memeknya sambil di iringi rintihan kecil Sari. Lalu dirobohkan tubuhnya ke tubuhku. Aku sodokkan penisku. Sari makin merintih..

“Aaaagghhhhhhh mas Bram.. pelan mas.. pelaann” aku pelankan tempo sodokannya.

Eh sekarang malah Sari yang menggoyang makin liar. Sambil di jilat-jilat puting susuku. Geli-geli nikmat gitu.

Sari kini mengangkat dadanya dan berposisi duduk di di atasku. namun tetap dengan goyangannya yang liar. Lihay sekali. Saking menikmatinya desahan Sari semakin keras, untung aja di luar hujan sangat deras. Lagian juga nggak ada orang kan…

“Ayo Sarr.. Goyang terus Sar.. nikmat Sar..” tak berapa lama Sari sepertinya lemes.

Ku angkat tubuh Sari lalu gantian sari aku rebahkan. Selangkangannya ku angkat lalu ku sodokkan lagi penisku. Sodok keluar masuk keluar masuk.. dan tetap saja desahan Sari bikin aku semakin menaikkan tempo sodokkan. Ku turunkan wajahku hingga mulutku meraih toketnya. Kumainkan toketnya…

“Mas Bram… terus mas.. jangan berhenti.. ooogghhh… aaagghhhh” terus ku sodok keluar masuk penisku di lubang memeknya.

Sampai aku merasakan ada yang mau keluar dari dalam penisku.. kupindahkan mulutku ke mulutnya… kupeluk erat tubuhnya lalu Creett..creett.. creett.. sambil ku lumat mulutnya tanpa henti…

Emmmhh… mmm.. Sarr..”

Tubuhku terbaring lemah di atas tubuh Sari.. kemudian Sari mengajakku ke kamar mandi untuk bersih-bersih bersama.. Tak lama kenudian hujan pun reda.. dan hari sudah menjelang malam.. akupun beranjak pulang ke rumah.

“Jangan kapok main ke kost Sari ya mas Bram..”
“Wah nggak bakalan kapok deh Sar..”

BARU SAJA JADI PACAR TAPI SUDAH DI AJAK BERHUBUNGAN BADAN